Senin, 02 Januari 2017

MENJADI SEORANG PENJUAL KUE BUKAN SUATU PEKERJAAN MURAHAN

AKU ini seorang penjual kue bukan berarti Suatu pekerjaan yang rendah, setiap hari seperti biasanya Aku berjalan keluar dari rumah di pagi yang subuh menjajakan kue2 kepada siapa saja yang berminat dengan barang dagangan Aku, terkadang juga jualan kue sampai jam dua belas malam.



Memang Aku sendiri pun juga merasa pahitnya hidup ini semenjak berjualan kue2, dalam hati kecil Aku berkata bagaimana jadinya kalau barang dagangan kue2 ini nantinya tidak akan habis terjual, untungnya sejauh ini hasil yang sangat memuaskan. barang dagangan Aku selalu habis dan tidak sia2

Walaupun Aku hanya seorang penjual kue akan tetapi Aku sangat menikmati pekerjaan ini dan bahagia meskipun terkadang Aku harus menghadapi situasi cuaca yang tidak bersahabat dengan Aku, Siang hari Aku harus menahan teriknya Sinar matahari yang membakar seluruh badanku belum lagi tiba2 langit menjadi mendung dan turun hujan yang begitu derasnya membasahi badan Aku

Aku juga sering memberikan sedikit rezeki yang di dapat dari hasil jualan kue Aku kepada Pengemis yang berada di jalanan, rasanya senang sekali bisa membagikan hasil jeri payah kita kepada orang yang membutuhkan, Semoga dengan memberikan sedikit rezeki kepada orang yang membutuhkan, Tuhan akan murahkan rezeki serta kesehatan kita agar lebih baik lagi dalam menjalankan keseharian Aku berjualan Kue

Pada suatu hari Aku tidak sengaja melewati daerah kompleks perumahan para orang kaya kemudian Aku memasuki daerah tempat mereka tinggal dengan maksud menambah konsumen untuk membeli barang dagangan Kue Aku. namun sepanjang perjalanan Aku melihat perumahan yang sangat mewah, mungkin hanya dalam mimpi baru aku bisa memiliki rumah seperti itu ntah sampai kapan keeiginan Aku untuk bisa menempati rumah mewah ini

Ketika dalam perjalanan Aku mengelilingi rumah mewah ini, Aku menjumpai sekelompok anak orang kaya, mereka duduk di atas Mobil yang berwarna merah dengan pintu yang bisa di naikkan ke atas, Aku kurang tahu dengan merek nama Mobil berwarna merah tersebut yang pastinya mahal harganya

Tiba2 mereka berempat mendekati Aku dan menanyakkan harga kue yang Aku bawa, Mereka berempat memasang muka senyum kepada Aku dan sebaliknya juga Aku begitu. namun ketika Aku sedang membuka Penutup Kue tersebut. ternyata mereka berempat berniat jahat ingin merusak dagangan kue yang aku bawa

Mereka berempat membuang kue tersebut ke tanah sehingga berserakan di jalanan, Aku menangis karena hasil jerih payah aku berjualan menjadi sia2, semuanya menjadi rusak tidak bisa di jual lagi, lalu mereka berempat mengejek Aku dengan nada kasar " hei, orang kampung buat apa kamu jualan disini. kamu tau ngak tempat ini di huni para orang kaya. ngak mungkin ada orang yang akan membeli jajanan kue yang kamu bawa" kemudian mereka pergi begitu saja

Barang dagangan Aku semuanya telah rusak tidak bisa lagi jualan untuk hari ini, Aku binggung menghadapi kedua orang tua Aku karena kue2 ini telah rusak sehingga tidak ada modal lagi membeli bahan2 untuk pembuatan kue ini

Ada seorang ibu tua datang mendekati Aku dan menawarkan diri untuk membeli kue yang telah rusak. tetapi Aku menjelaskan kepadanya bahwa kue tersebut tidak bisa di beli lagi. kemudian ibu tua tersebut memberikan penawaran kepada Aku bahwa beliau membeli kue tersebut Supaya besok Aku memiliki modal kembali membeli bahan kue terus di jual kepadanya

Ternyata Ibu Tua itu sering mengadakan Arisan di rumahnya. Aku sangat beruntung sekali bisa bertemu dengan beliau, mungkin ini petanda Tuhan kepada Aku karena berbuat amal untuk para pengemis. Aku sangat senang sekali memiliki uang untuk membeli bahan kue. kemudian Ibu tua itu menjadi pelangan tetap Aku, Sangat bersyukur sekali

0 comments:

Posting Komentar