Minggu, 02 Juli 2017

Jalan Tol Penghubung Balikpapan - Samarinda Mengalami Kendala


Jalan Tol Penghubung Balikpapan - Samarinda Mengalami Kendala - Penuntasan jalan tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) mendesak. Proyek ini menjadi solusi terdekat dari belum idealnya jalan poros Balikpapan-Samarinda dan ancaman gangguan lalu lintas. Apalagi, anggaran pemeliharaan ruas jalan eksisting tersebut jauh dari kebutuhan ideal.

Merujuk data Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XII, Ditjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kegiatan di ruas jalan Balikpapan-Samarinda tahun ini terbagi menjadi dua paket. Pertama, Jalan Dalam Kota Balikpapan-Km 38 Samboja (Kutai Kartanegara) sebesar Rp 12,6 miliar untuk penanganan 50 kilometer. Kedua, Km 38 Samboja-Loa Janan-Samarinda-Dalam Kota sebesar Rp 27,4 miliar untuk 90 kilometer.

Total anggaran sebesar Rp 40 miliar. Dana segitu untuk menangani sekitar 140 kilometer. “Kami menentukan prioritas penanganan,” ujar Kepala Seksi Preservasi dan Peralatan, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XII, Khanif Ashar, Jumat (30/6).

Dengan asumsi setiap kilometer mendapat penanganan, artinya per kilometer kebagian Rp 285 juta. Padahal, hitung-hitungan ideal, biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan sebesar Rp 500 juta. Itu berarti, pemerintah pusat yang bertanggung jawab terhadap jalan negara hanya mampu memenuhi setengahnya. Agen Bola Terpecaya

Jalan Tol Penghubung Balikpapan - Samarinda Mengalami Kendala

Dana itu semakin menyusut bila ada pekerjaan rehabilitasi jalan. Hitungan idealnya, setiap kilometer membutuhkan Rp 4–5 miliar. Kendaraan bermuatan berat yang melintas memang membuat rentan kerusakan jalan. Namun, kata Khanif, tak awetnya umur jalan tak semata-mata karena kendaraan bertonase berat mengaspal. Faktor lingkungan atau alam turut memengaruhi.

Jalur khusus yang dibuatkan untuk kendaraan “monster” juga bukan menjadi jawaban saat sekarang. Ini butuh biaya yang besar. Belum lagi, diperlukan perencanaan yang komprehensif. Mulai studi kelayakan sampai detailed engineering design. “Artinya, perlu kebijakan khusus. Tol bisa sebagai alternatif solusi,” imbuhnya.

Pengamat konstruksi Kaltim Haryoto mengatakan, dengan medan daerah ini yang berbukit dan jenis tanah aluvial butuh biaya besar untuk melakukan pemangkasan. Akibatnya, untuk menekan anggaran agar tak terlalu tinggi, menggunakan alat dan melakukan gali timbun seminimal mungkin dengan mengikuti lereng. Agen Casino Terbaik

Konsekuensinya bila itu dilakukan ialah perlu penanganan cermat terhadap drainase dan pengelolaan air bawah tanah. Bila keliru, maka dengan cepat terjadi penurunan atau longsor di badan jalan. “Kalau baru setahun-dua tahun sudah rusak, berarti ada yang tidak tepat dalam pelaksanaannya,” tutur dia.


Mantan ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kaltim Slamet Suhariadi menuturkan, berbicara kelayakan jalan negara tak sepenuhnya tidak ideal. Disebutnya, ada beberapa ruas yang memenuhi. Di Kaltim, saat sekarang, terkendala anggaran untuk mewujudkan jalan yang layak dan ideal.

Jalan negara sudah jelas sumber pembiayaan dari APBN. Namun, dia tak habis pikir bila jatah daerah ini tak sesuai harapan yang menjadi kebutuhan. “Tentu, kita harapkan wakil rakyat Kaltim di DPR RI bisa kerja keras memperjuangkan,” tuturnya.

Idealnya, jalan yang menghubungkan antarkabupaten/kota di Kaltim memiliki tiga lajur. Bukan seperti sekarang yang didominasi hanya dua lajur. Padahal, dengan tiga lajur, satu lajurnya digunakan untuk menyalip. Bisa pula ketika terjadi kemacetan atau kecelakaan, tak sama sekali membuat stagnan lalu lintas karena terhalang. “Ini sudah mulai. Tinggal dilanjut saja lagi dengan diperlebar,” ucap dia.

Diketahui, beban jalan Trans Kaltim begitu tinggi. Utamanya, jalur Samarinda-Bontang dan Samarinda-Balikpapan. Memiliki peran vital dalam aktivitas angkutan orang dan perekonomian Benua Etam, namun kerap terganggu. Itu tak lepas dari minimnya sarana dan prasarana transportasi darat.

Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Tata Ruang dan Perumahan Rakyat Kaltim Joko Setiono mengatakan, keberadaan tol ketika telah rampung diprediksi bisa membantu mengurai keramaian jalur poros sekarang mencapai 75 persen. Kendaraan berbobot besar atau bertonase di atas 20 ton sangat diharapkan lewat tol. Tanpa dibuat aturan, menurutnya secara bisnis, pemilik kendaraan pasti cenderung memilih jalan bebas hambatan. “Lebih hemat waktu,” tuturnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim Salman Lumoindong mengatakan, angkutan barang dan jasa juga tak efisien bila terus mengandalkan kedua jalan poros tersebut. Apalagi, moto Dinas Perhubungan, yakni faktor keselamatan dan keamanan menjadi nomor satu yang mesti diwujudkan. “Sangat tidak ideal (jalan Trans Kaltim). Volume lalu lintas terus bertambah,” imbuhnya.

Berdasar data Polda Kaltim, dari peristiwa yang terjadi sejak 16–23 Juni, sudah ada 10 kali kecelakaan lalu lintas di jalur mudik di Kaltim dan Kaltara. Dari kecelakaan itu terdapat korban meninggal dunia sebanyak 6 orang, luka berat 5 orang, dan luka ringan 10 orang. Pemeliharaan jalan eksisting tersebut juga disebut-sebut berongkos tinggi. Tiap tahun dilakukan pengaspalan, beberapa waktu kemudian sudah berlubang bahkan mengalami penurunan badan jalan.

# Sumber

0 comments:

Posting Komentar