Perang Hastag Dinilai Menambah Partipasi Pemilih - Beberapa waktu belakangan publik diramaikan dengan suguhan tagar (#) yang berhubungan dengan politik dan pemilihan presiden (Pilpres) 2019 seperti #2019GantiPresiden, #DiaSibukKerja, #Jokowi2Periode dan sejumlah tagar serupa lainnya.
Pengamat politik asal UIN Syarif Hidayatullah Gun Gun Heryanto menjelaskan berbagai postingan dan cuitan menggunakan tagar, terutama di media sosial bertujuan untuk mendapat simpati publik. Ia menyatakan media sosial yang dijadikan sebagai wadah baru dalam perang politik memang tidak dapat dihindari. Itu tak lepas dari penggunan internet di Indonesia yang mencapai sekitar 135 juta.
Oleh karena itu, sambungnya, media sosial menjadi salah satu alat yang cukup efektif untuk menggiring opini dan mendapatkan simpati masyarakat dalam berbagai hal, termasuk terkait soal politik.Agen Bola Terpercaya
Meskipun ramai dan terjadi perdebatan sengit di dunia maya oleh kedua pihak yang berseberangan, namun menurut Gun, ada sisi positif dari kondisi ini. Sebab dengan ramainya perang tagar itu menandakan saat ini masyarakat tidak lagi pasif, tetapi memilih ikut terlibat dalam dinamika politik yang terjadi.
"Dalam konteks demokrasi ini bukan hal negatif, tapi positif karena menggairahkan partisipasi politik warga negara. Mereka merasa terlibat dengan berbagai proses ini
di sini," kata Gun.
Gun melanjutkan, ekspresi tagar ini juga sebagai bentuk ekspresi kebebasan politik. Namun demikian, kondisi ini juga perlu diantisipasi dengan cara memberikan batasan-batasan yang jelas ketika kampanye tagar ini dibawa ke dunia nyata. Sebab ada kecenderungan masyarakat membawa jargon tagar ini dalam berbagai kegiatan sehari-hari.
Misalnya seperti yang terjadi di area bebas berkendara atau Car Free Day (CFD) pada Minggu (29/4) lalu. Saat itu dua kelompok masyarakat dengan dua tagar berbeda dan saling berseberangan bertemu pada satu tempat yang sama. Sehingga timbul gesekan yang berujung pada tindakan intimidasi.
Menurut Gun, kebebasan berekspresi perlu diwujudkan dengan menghormati hak politik orang lain sebagai hal yang utama.Agen Poker Indonesia Terbesar
"Freedom of expression dilindungi konstitusi dan itu bagian dari konsensus freedom human right, tapi jangan serampangan karena kebebasan dibatasi hak-hak terhadap orang lain," kata Gun.
Senada dengan Gun, Ketua Ketua Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menilai kondisi ini mencerminkan partisipasi masyarakat. Namun, ia menyayangkan bahwa kemeriahan hanya terjadi pada konteks pemilihan presiden. Padahal, agenda yang terdekat adalah pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak.
Arief berharap, keterlibatan masyarakat melaui tanda tagar tidak hanya pada soal pilpres tetapi juga pilkada.
"Masak tagarnya pilkada kalah daripada tagarnya pilpres. Padahal pilpres baru digelar tahun depan. saya ingin menggugah agar hashtag [tagar] pada pilkada juga meriah," kata Arief. (DAL/kid)
#Sumber
0 comments:
Posting Komentar