Seru !!!!! Ulang Tahun Kemerdekaan RI di di Jazz Gunung - Pagelaran Jazz Gunung yang digelar 18-19 Agustus dipastikan semakin meriah. Sebab, event tahunan itu digelar berdekatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke 67. Karena itu, gelaran jazz yang digelar 18-19 Agustus mendatang, juga menjadi bagian dalam perayaan hari kemerdekaan.
Glenn Fredly yang akan hadir untuk ketiga kalinya di Jazz Gunung Bromo mengatakan, event Jazz Gunung berbeda dengan event jazz lainnya. Selain berada di momen kemerdekaan, kegiatan yang digelar di amfiteater terbuka Jiwa Jawa Resort Bromo, Desa Wonotoro, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, itu berbeda dengan gelaran jazz lainnya.
“Ketika musik bertemu dengan suasana alam, bukan hanya jadi ruang kontemplasi, namun ini adalah aset bagi ekosistem musik tanah air dan peristiwa kebudayaan menjadi Indonesia,” terang musisi bersuara merdu itu. Agen Bola Terpecaya
Dira Sugandi, bintang tamu Jazz Gunung lainnya mengaku penasaran tentang konsep acara dari tahun ke tahun. “Dari tahun lalu (2016), sudah penasaran banget sama event Jazz Gunung. Liat postingan teman-teman di social media, crowd-nya tampak seru. Apalagi venue-nya yang berada di alam terbuka dengan latar belakang Gunung Bromo. Alhamdulillah, ternyata tahun ini dapat kesempatan untuk perform. So cannot wait,” katanya.
Musisi yang baru pertama kali hadir di Jazz Gunung Bromo, bukan hanya Dira Sugandi. Ada juga Maliq & D’Essentials yang sudah lama diharapkan hadir di acara tersebut.
“Sebuah kebanggaan bisa ikut serta tampil di Jazz Gunung. Pengalaman baru yang sangat kami nantikan. Pastinya ini akan menjadi salah satu highlight di karir bermusik kami dan akan menjadi sebuah cerita indah tersendiri di masa datang,” terangnya.
Jazz Gunung Bromo telah berhasil memposisikan dirinya sebagai festival jazz tahunan yang berbeda dibanding kebanyakan festival jazz lainnya. Baik dari sisi pemandangan alam, sajian musik yang terkurasi, maupun tata panggungnya. Alasan itulah yang membuat Jazz Gunung Bromo 2017 akan dimulai lebih dini daripada penyelenggaraan sebelumnya.
Gate akan dibuka dari jam 14.00, sehingga hawa pegunungan masih lumayan hangat. Penonton dapat dengan leluasa mengambil foto dengan pemadangan pegunungan, deretan pepohonan di lembah, serta gemawan yang menemani matahari sore. Itu semua berpadu dengan desain panggung yang merupakan hasil seni instalasi bambu, yang selalu menyajikan keunikan berbeda tiap tahunnya.
Pada tanggal 19 Agustus, di galeri tersebut dibuka “Pameran Karya Seni, Budaya Jawa: Legenda dan Keseharian” yang menghadirkan karya dari Budi Santoso, Saepul Bahri, dan Taufan A.P.
Dalam pameran ini, budaya Jawa menjadi titik tolak berkarya seni. Dimana budaya Jawa mengandung kearifan yang menjunjung tinggi harmoni. Sebuah karya yang mengutamakan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian yang tercermin pada tradisi, tingkah laku, kebiasaan sehari-hari yang dipaparkan dalam tuturan legenda cerita rakyat.
Karya seni tersebut, sarat dengan makna simbolis kesederhanaan, keberanian, kejujuran, dan kesetiaan. Pameran karya seni seperti ini hadir sebagai bentuk simbolis, pemaknaan kembali serta pembelajaran bersama, dalam konteks realita kekinian di kehidupan masyarakat.
Jazz Gunung Bromo selalu membuka ruang apresiasi kehadiran alam, kehidupan, dan manusia dalam sulaman benang-benang kesenian yang indah dan kuat.
Sampai bertemu di Jazz Gunung Bromo 2017, tanggal 18 & 19 Agustus 2017.
Merdekanya Jazz Meneguhkan Indonesia.
# Sumber
0 comments:
Posting Komentar