Jumat, 06 Juli 2018

Anies Jago Retorika dan Dekat Kelompok Islam !!!!!


Anies Jago Retorika dan Dekat Kelompok Islam !!!!! - Nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terus digaungkan dalam bursa calon untuk Pilpres 2019 mendatang, baik sebagai calon presiden (capres) maupun calon wakil presiden (cawapres). Sejumlah tokoh maupun elite partai politik dalam beberapa kesempatan menyebut nama Anies layak melenggang ke Pilpres 2019.

Salah satunya Partai Demokrat yang mengusulkan duet Anies dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai alternatif poros yang sudah ada. Selain itu, PKS secara terbuka menilai Anies layak menjadi capres. Kemudian Gerindra juga tak ketinggalan menginginkan Anies menjadi cawapres bagi Ketum Gerindra Prabowo Subianto.Agen Bola Terpercaya

Jika nantinya ikut berkompetisi dalam ajang Pilpres 2019, langkah Anies tersebut akan mengikuti jejak Joko Widodo atau Jokowi pada 2014. Saat itu Jokowi baru sekitar dua tahun menjadi Gubernur DKI Jakarta namun memilih meninggalkan Jakarta untuk bertarung di Pilpres.


Kala itu, Jokowi dianggap mumpuni untuk menjadi presiden karena keberhasilannya saat menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta--meski baru sebentar.

 Anies Jago Retorika dan Dekat Kelompok Islam !!!!!

Namun berbeda dengan Jokowi, kepemimpinan Anies yang masih singkat di Jakarta jutsru dinilai bisa menjadi titik lemahnya jika tetap melenggang ke pilpres tahun depan.

"Bisa jadi titik lemah bagi Anies karena belum mampu membuktikan dia mampu memimpin dalam ranah eksekutif," kata Pengamat politik dari Populi Center Usep Ahyar saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (5/7).Agen Casino Terbaik

Usep beranggapan jika pihak lawan bisa membuktikan kinerja Anies di Jakarta yang kurang berhasil, maka akan dijadikan sebagai sasaran tembak.

"Misalnya janji memimpin Jakarta lima tahun malah ditinggalkan untuk jabatan yang lebih besar padahal masih belum terbukti di Jakarta," tuturnya.

Kendati demikian, Usep melihat kemampuan Anies dalam beretorika merupakan keunggulan tersendiri bagi mantan rektor Universitas Paramadina tersebut. Kemahiran beretorika, kata dia, bisa menjadi salah modal utama Anies untuk bersaing sebagai capres maupun cawapres di 2019.

Selain itu, faktor identitas sosial juga bisa menjadi keuntungan bagi Anies. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang dicopot Presiden Jokowi pada 2016 itu kerap diidentikkan sebagai tokoh yang religius dan taat beragama.Agen Poker Indonesia Terbesar

Belum lagi Anies juga sering diasosiasikan dekat dengan kelompok Islam, terutama usai Pilgub DKI 2017 lalu.

Atas dasar itu, kepemimpinan bukan menjadi modal utama Anies untuk bertarung di Pilpres 2019.

"Selama ini dimunculkan isu-isu misalnya dia taat beragama, religius. Jadi faktor konteks kepemimpinan bukan faktor utama," ujarnya.

0 comments:

Posting Komentar